Prinsip Tiga Sekawan Kelam
Dalam kecerdasan sosial ada yang dikenal dengan “Tiga Sekawan Kelam”
yaitu mereka yang bermasalah dengan Social Intelligence. Tiga Sekawan
Kelam itu adalah :
1. Narsis
Mereka yang dikategorikan sebagai Narsis memiliki ciri-ciri :
berprinsip “Dunia ada untuk memujaku”. Mereka ini biasanya bersifat
tidak peduli dengan orang lain, merasa kebutuhan dirinya adalah yang
terpenting dan egois. Ciri lain dari Narsis ini memiliki ilusi diri
dimana ia merasa orang lain menyukai dirinya, padahal tidak demikian
kenyataannya. Narsis tidak selalu berkonotasi negatif. Ada hal baik yang
bisa dilihat dari seorang Narsis. Salah satunya ialah mereka senang
dengan pekerjaan tantangan tinggi, walaupun demi mendapatkan kepuasan
dengan menerima pujian atau tepuk tangan dari orang lain. Jika kita
perhatikan, kebanyakan orang yang sukses adalah mereka yang tergolong
Narsis.
Strategi yang bisa digunakan untuk menghadapi orang yang memiliki
karakter Narsis adalah dengan masuk dahulu ke dunianya dengan cara
memujinya, lalu arahkan perlahan ke dunia kita.
2. Machiavelli
Ciri – ciri Machiaveli adalah berprinsip “Dunia ada sebagai alatku”.
Mereka tidak selalu ingin popular, tetapi agenda dirinya menjadi yang
utama. Mereka mungkin mau peduli dan mendengarkan orang lain, tetapi
tetap dengan tujuan, agar goalnya tercapai. Kemudian mereka mempunyai
empati visi-terowongan, dimana dia bisa berempati dan memusatkan
perhatian, jika ada tujuan yang ingin dicapainya melalui orang itu.
Strategi yang bisa digunakan untuk Machiaveli adalah selalu waspada
dan berhati-hati. Boleh saja untuk menentang konsepnya, tetapi jangan
sampai membuatnya emosional.
3. Sosiopath
Mereka memiliki prinsip “ Dunia ada untuk dipermainkan, dikelabui,
digunakan ataupun dibuang”. Sifat mereka suka akan perbedaan, senang
membuat sekelilingnya merasa menderita, sulit berempati, dan parahnya
mereka semakin bersemangat ketika orang lain sedang kesakitan dan
menderita. Tetapi orang dengan karakter Sosiopath ini juga berani
menerima hukuman. Namun demikian mereka akan tetap merasa dirinya
benar.
Strategi menghadapi Sosiopath adalah berusaha untuk membongkar pola, saat ia menggunakan pola penyiksaan.
Dari semua strategi yang disampaikan untuk menghadapi Tiga Sekawan Kelam
itu, yang terpenting ialah memberikan cinta dan perhatian. Cinta dan
perhatian diharapkan dapat merubah mereka. Syaratnya tentulah dengan
kesabaran, ikuti “permainannya” namun jangan terjebak. Tetap waspada.
Pelan-pelan mereka akan menyadari bahwa ada cara lain yang lebih nyaman
untuk dinikmati tanpa membuat orang lain menderita.
Latar Belakang Tumpulnya Social Intelligence
Hal yang menyebabkan kecerdasan sosial tumpul dilatarbelakangi oleh
proses pendidikan di keluarga maupun masyarakat mengalami salah arah.
Penanaman nilai-nilai pendidikan di keluarga, acapkali hanya mengejar
status dan materi. Orang tua mengajarkan pada anaknya bahwa keberhasilan
seseorang itu ditentukan oleh pangkat atau kekayaaan yang dimilikinya.
Masyarakat juga begitu, mendidik orang semata mengejar tahta dan harta.
Proses ini tampak pada masyarakat yang lebih menghargai orang dari
jabatan dan kekayaan yang digenggamnya. Kondisi ini membuat orang
terobsesi untuk memperoleh kedudukan tinggi dan kekayaan yang
berbuncah-buncah agar terpandang di masyarakat. Untuk mengejar ambisi
tersebut orang kadang meninggalkan etika dan moral, bahwa cara yang
ditempuh untuk mewujudkan impiannya itu bisa menyengsarakan orang lain.
Akibat dari Tumpulnya Sosial Intelligence
Akibat yang ditimbulkan dari kecerdasan sosial yang tidak terasah (tumpul)
pada individu adalah memberi kontribusi pada perilaku anarkis. Hal ini
dikarenakan individu yang kecerdasan sosialnya rendah tidak akan mampu
berbagi dengan orang lain dan ingin menang sendiri. Jika dia mengalami kegagalan, dia akan
melakukan apa saja, asal tujuannya bisa tercapai, tak peduli
tindakannya merusak lingkungan, dan tidak merasa yang dikerjakannya
menginjak harkat dan martabat kemanusiaan. Sehingga diskripsi
kepribadian seperti ini, berpotensi melakukan perilaku anarkis, ketika
hasrat pribadinya tidak tercapai atau sedang menghadapi masalah dengan
orang atau kelompok lain.
Kecerdasan sosial menjadi solusi efektif meredam anarkis, karena
orang yang memiliki kecerdasan sosial tinggi, mempunyai seperangkat
keterampilan psikologis untuk memecahkan masalah dengan santun dan
damai. Sikap tersebut adalah
- tumbuh social awareness (kesadaran situasional atau sosial) adalah kemampuan individu dalam mengobservasi, melihat, dan mengetahui suatu konteks situasi sosial, sehingga mampu mengelola orang-orang atau peristiwa.
- punya kemampuan charity. Yaitu kecakapan ide, efektivitas, dan pengaruh kuat dalam melakukan komunikasi dengan orang atau kelompok lain.
- berkembang empathy. Kemampuan individu melakukan hubungan dengan orang lain pada pada tingkat yang lebih personal.
- terampil interaction style. Individu memiliki banyak skenario saat berhubungan dengan orang lain, luwes, dan adaptif memasuki situasi berbeda-beda.
Ada
sebuah kasus di jepang, disana semakin banyak orang yang pelupa contohnya
mereka tidak ingat nama stasiun kereta api dimana mereka turun, tidak ingat
bagaimana cara menggunakan mesin fotokopi, lupa dengan rutinitas yg setiap hari
dikerjakan. Menurut surat kabar Straits Time penyebabnya
adalah kurangnya interaksi sosial diantara generasi muda di jepang. Generasi
muda sekarang banyak mengurung diri dikamar untuk main game,internet dll.
Sehingga menghambat perkembangan keterampilan sosial karna tidak ada interaksi
antar individu.
Meningkatkan
Kecerdasan Sosial
Ada
beberapa cara yang bisa dicoba untuk meningkatkan kecerdasan sosial,
diantaranya:
- Mendengarkan aktif
- Tubuh bicara lebih banyak
- Tubuh dapat lebih banyak bicara dari kata-kata.
- Tubuh dirancang untuk berkomunikasi dengan orang lain
- 55% makna yang akan disampaikan dalam aktivitas tercermin pada sikap fisik
- Tanpa kata-kata tubuh dapat mengkomunikasikan apakah seseorang sedang sedih, senang, marah, kecewa, bahagia, malu, takut, khawatir, gugup,antusias, percaya diri, minder, cemas dsb
- Sadarilah hal tersebut.
Pengaruh Social Intelligence terhadap Kesuksesan
Sosial IQ adalah ukuran kecerdasan sosial. IQ
Sosial didasarkan pada 100 titik skala, dimana 100 adalah skor rata-rata dan
140 (di atas 140) dianggap sangat tinggi. Sosial IQ diukur dengan teknik tanya
jawab. Orang dengan IQ sosial yang rendah akan dianggap anak-anak dan belum
dewasa, bahkan jika orang yang berusia dewasa. Cara yang baik untuk mengukur IQ
Sosial adalah dengan menggunakan sistem IQ dasar, disesuaikan dengan keterampilan
sosial. Kebanyakan orang memiliki IQ sosial 85-115.
Orang dengan IQ sosial di bawah 80 mungkin
memiliki gangguan spektrum autisme, seperti sindrom Asperger dan skizofrenia.
Orang-orang ini mungkin mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dan memerlukan
pelatihan keterampilan sosial atau dukungan tambahan dari spesialis jiwa.
Orang-orang ini sulit mendapatkan pekerjaan karena mereka tidak memiliki
komunikasi interpersonal yang diperlukan dan keterampilan sosial untuk sukses
dalam angkatan kerja. Orang-orang ini dapat bekerja dengan baik dalam pekerjaan
meja kantor, pekerjaan rumah atau pekerjaan yang tidak memerlukan banyak
interaksi, seperti konstruksi.
Orang dengan IQ sosial atas 120 dianggap sangat
sosial terampil dan menyesuaikan diri dengan baik, dan bisa bekerja dengan baik
dengan pekerjaan yang melibatkan kontak langsung dan komunikasi dengan
orang-orang.
Lihat tabel berikut
Tingkat Sosial
Intelligence
|
Umur
|
120 (diatas rata-rata –
sosial dewasa untuk usia)
|
20.4
|
110
|
18.7
|
100 (rata-rata)
|
17
|
90
|
15,3
|
80
|
13,6
|
70 (dibawah rata-rata)
|
11,9
|
60
|
10,2
|
50
|
8,5
|
40
|
6,8
|
30
|
5,1
|
20
|
3,4
|
REFERENSI
Hurlock,
Elizabeth. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Diterjemahkan oleh Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga,
1980.
Yusuf L
N, Syamsu. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya,
2004.
Goleman,
Daniel (2006). Social Intelligence: The New Science of Human Relationships
http://edukasi.kompasiana.com/2011/10/31/nilai-iq-tinggi-belum-tentu-bisa-disebut-cerdas/
Suyono, Hadi.(2009).Mengembangkan Kecerdasan Sosial [online].Tersedia:http://www.uad. ac.id/in/component/content/article/98-mengembangkan-kecerdasan-sosial.html
Suyono, Hadi.(2009).Mengembangkan Kecerdasan Sosial [online].Tersedia:http://www.uad. ac.id/in/component/content/article/98-mengembangkan-kecerdasan-sosial.html
Social Intelligence II [online].Tersedia:http://www.smartfm.co.id/motivasi on/46-smart-emotion/198-social-intelligence-ii.html
0 komentar:
Posting Komentar